Sunday, July 7, 2019

For Read E pub E book

Membaca buku dengan ReadEra https://play.google.com/store/apps/details?id=org.readera&hl=in

Tuesday, June 27, 2017

Teriakan teriakan kesedihan menggema di setiap sudut sudut kota.
Kekejaman menyebar seperti hembusan angin.
Desingan peluru lemparan granat serta jatuhnya bom dari udara terdengar hingga berpuluh-puluh kilometer.
Banyaknya tubuh yang bergelimpangan darah bergenangan.
Inilah perang yang selalu membawa kesedihan.
Inilah perang yang selalu membawa kematian.
Dan inilah perang yang selalu membawa tujuan.

Wednesday, May 10, 2017

Bagaimana aku bisa tersenyum jika lucunya tingkahmu hilang.
Bagaimana aku bisa tertawa terbahak-bahak jika humor yang kau lakukan hilang.
Bagaimana aku bisa bahagia jika waktu bersama mu hilang.
Bukan karena jarak serta waktu.
Karena perbedaan hidup dan mati.
Karena perbedaan alam.
Bagaimana cara aku menemuimu bahkan doa yang kulantunkan tidak pernah bisa mempertemukan lagi senyummu.
Apakah aku yang salah saat berkenalan denganmu.
Apakah takdir yang salah saat mempertemukan kita.
Apakah harus kutukarkan surgaku agar aku dapat bertemu serta melihat senyummu.

Friday, January 20, 2017

Senyum terakhir indah untukku.
Meninggalkan lubang besar dalam hati.
Terkubur semua kenangan indah saat kebersamaan kita.
Kini kan kusimpan dalam memori dalam hati.
Biarkan Tuhan yang menjadi saksi bahwa kita pernah ada.

Sunday, December 11, 2016

Keheningan waktu disaat tengah malam.
Hanya terdengar suara berisik daun dan detik jam.
Ku terdiam merasakan putar waktu berserta bumi.
Sambil terdiam kurenungkan semua waktu lampau ku.
Waktu pengikatku , waktu ilusiku , waktu kesedihan dan waktu dosaku.
Tanpa kusadari air mata telah jatuh bersama dengan rasa sesal.

Wednesday, December 7, 2016

Haruskah semua menghilang tanpa ada kata.
Kata indah yang selalu mengisi waktu-waktu ku.
Aku tak ingin kisah kita menjadi pohon sakura yang indah hanya pada musimnya.
Aku ingin kisah kita menjadi pohon waringin yang kuat dengan akar besarnya.
Namun semua itu hanya impian saja ketika kita dipisahkan oleh alam.

Gemericik air yang turun menangisi sang ibu bumi.
Tangis kecil yang jadi amarah karena hilangnya wajah teduh sang ibu bumi.
Wajah indah hijau yang teduh kini sirna dengan kering dan tandus.